Latar Belakang PT Freeport Indonesia

Latar Belakang PT Freeport Indonesia, Sejarah dan Dinamika PT Freeport Indonesia: Dari Ekspedisi Awal hingga Divestasi Saham

Latar Belakang PT Freeport Indonesia – PT Freeport Indonesia (PTFI) merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1967. Berawal dari ditemukannya cadangan tembaga dan emas di wilayah Papua, perjalanan Freeport di Indonesia penuh dengan cerita panjang, mulai dari penandatanganan kontrak karya, perluasan wilayah tambang, hingga perdebatan terkait divestasi saham. Artikel ini akan membahas secara mendalam latar belakang berdirinya PT Freeport Indonesia, perjalanan panjang Freeport di Indonesia, serta berbagai dinamika yang menyertainya.

Latar Belakang PT Freeport Indonesia

Latar Belakang PT Freeport Indonesia

PT Freeport Indonesia adalah anak perusahaan dari Freeport-McMoRan, perusahaan tambang multinasional yang berbasis di Amerika Serikat. Freeport mulai tertarik mengeksplorasi sumber daya mineral di Papua sejak ditemukan cadangan Ertsberg pada tahun 1936 oleh geolog Belanda, Jean-Jacques Dozy. Namun, baru pada tahun 1960-an, setelah Indonesia merdeka, Freeport kembali melakukan ekspedisi untuk memastikan potensi tambang tersebut.

Pada saat itu, situasi ekonomi Indonesia tengah berada dalam masa transisi di bawah pemerintahan Soeharto. Untuk menarik investor asing, pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, yang menjadi landasan hukum bagi masuknya investasi asing, termasuk Freeport. Dengan UU tersebut, Freeport resmi masuk ke Indonesia dan menjadi pionir penanaman modal asing di sektor pertambangan.

Awal Masuknya Freeport ke Indonesia

Pada bulan April 1967, Freeport resmi masuk ke Indonesia setelah menandatangani Kontrak Karya (KK) pertama dengan pemerintah Indonesia. Kontrak ini berlaku selama 30 tahun dan memberikan Freeport hak untuk mengeksploitasi tambang di wilayah Ertsberg, Papua. Penandatanganan kontrak ini menandai awal sejarah panjang Freeport di Indonesia.

Namun, setelah kontrak berjalan, beberapa ketidakseimbangan mulai terlihat. Kontrak generasi pertama ini memberikan sejumlah keuntungan bagi Freeport, seperti pembebasan pajak selama tiga tahun, potongan pajak sebesar 35 persen selama tujuh tahun berikutnya, serta pembebasan dari pajak atau royalti selain pajak penjualan sebesar 5 persen.

Baca Juga: Peranan PT Freeport Indonesia

Perkembangan Tambang Freeport: Dari Ertsberg ke Grasberg

Latar Belakang PT Freeport Indonesia - Perkembangan Tambang Freeport: Dari Ertsberg ke Grasberg

Penemuan cadangan baru di pegunungan Grasberg pada tahun 1988 menjadi titik balik bagi Freeport. Grasberg adalah salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia. Untuk mengakomodasi potensi besar ini, Freeport mengupayakan pembaruan kontrak dengan pemerintah Indonesia, yang kemudian terwujud melalui Kontrak Karya II pada tahun 1991.

Kontrak Karya II ini tidak hanya memperpanjang masa operasi Freeport hingga tahun 2021, tetapi juga memperluas wilayah tambang mereka dari sebelumnya hanya 10.908 hektar menjadi 2,6 juta hektar. Hal ini membuka peluang lebih besar bagi Freeport dalam mengeksploitasi sumber daya mineral di wilayah tersebut.

Dinamika Divestasi Saham Freeport ke Indonesia

Salah satu poin penting dalam Kontrak Karya II adalah kewajiban Freeport untuk melakukan divestasi saham ke Indonesia. Berdasarkan kesepakatan, pada 10 tahun pertama (hingga 2001), Freeport harus menyerahkan 10 persen sahamnya kepada pemerintah Indonesia. Kemudian, pada tahun 2011, saham yang harus didivestasikan meningkat menjadi 51 persen.

Namun, meskipun telah disepakati dalam kontrak, divestasi saham sebesar 51 persen ini baru terealisasi pada tahun 2018. Proses ini melibatkan berbagai negosiasi dan perdebatan panjang antara pihak Freeport, pemerintah Indonesia, serta pihak-pihak terkait lainnya.

Baca Juga: Perjanjian PT Freeport dengan Indonesia

Ekspedisi Awal dan Perjalanan Sejarah Freeport

Latar Belakang PT Freeport Indonesia - Ekspedisi Awal dan Perjalanan Sejarah Freeport

Berikut adalah rangkuman perjalanan sejarah penting Freeport di Indonesia:

1936 – Ekspedisi Cartenz: Ekspedisi pertama dilakukan oleh A. H. Colijn, F. J. Wissel, dan Jean-Jacques Dozy, yang menemukan cadangan Ertsberg di pegunungan Jayawijaya.

1963 – Ekspedisi Freeport: Forbes Wilson dan Del Flint memimpin ekspedisi untuk menegaskan kembali potensi tambang di Ertsberg.

1967 – Penandatanganan Kontrak Karya I: Freeport menandatangani kontrak karya pertama yang berlaku selama 30 tahun, sebagai salah satu pionir penanaman modal asing di Indonesia.

1972 – Produksi Tambang Dimulai: Freeport mulai produksi penambangan dan pengolahan bijih, dengan pengapalan konsentrat pertama dilakukan pada tahun berikutnya.

1988 – Penemuan Cadangan Grasberg: Penemuan tambang Grasberg, yang menjadi salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia.

1991 – Penandatanganan Kontrak Karya II: Kontrak Karya II memperpanjang masa operasi Freeport dan memperluas wilayah tambangnya.

1995 – Pembangunan Kota Kuala Kencana: Freeport menyelesaikan pembangunan kota Kuala Kencana sebagai fasilitas pendukung operasi tambang.

1996 – Program Kemitraan 1%: Freeport memulai program kemitraan 1% dari penjualan perusahaan untuk pengembangan masyarakat lokal.

1997 – Pengoperasian PT Smelting: Freeport membangun dan mengoperasikan PT Smelting di Gresik, Jawa Timur, sebagai fasilitas pemurnian konsentrat tembaga.

2004 – Investasi Proyek Tambang Bawah Tanah: Freeport memulai investasi besar untuk proyek pengembangan tambang bawah tanah sebagai kelanjutan dari tambang terbuka Grasberg.

2018 – Perpanjangan Izin Usaha Pertambangan: Freeport menandatangani IUPK yang memperpanjang operasi hingga 2041, dengan 51,24% saham dimiliki oleh pihak nasional Indonesia.

Perjalanan panjang Freeport di Indonesia menunjukkan betapa kompleksnya hubungan antara pemerintah Indonesia dan perusahaan tambang multinasional. Mulai dari awal masuknya melalui penandatanganan kontrak karya, perluasan tambang ke wilayah Grasberg, hingga dinamika divestasi saham, Freeport terus memainkan peran penting dalam sektor pertambangan Indonesia. Kendati menuai berbagai kritik dan tantangan, keberadaan Freeport tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah pertambangan di Indonesia.

Sumber Informasi:

Testimoni jadiBUMN

Slide
Slide
Slide
Slide
previous arrow
next arrow

Program Premium Bimbel jadiBUMN 2024

Semakin sering latihan soal akan semakin terbiasa, semakin cepat, semakin teliti dan semakin tepat mengerjakan soal-soal Rekrutmen BUMN 2024 ” 🌟

Kunci sukses Tes Rekrutmen BUMN adalah membiasakan diri mengerjakan ribuan tipe soal Tes Rekrutmen BUMN seperti anak bayi yang belajar berjalan terasa berat diawal dan akan terbiasa bila terus dilatih hingga bisa berlari kencang.

Slide
Slide
Slide
Slide
Slide
Slide
Slide
Slide
Slide
Slide
Slide
Slide
Slide
Slide
previous arrow
next arrow

📋 Cara Membeli dengan Mudah:

  1. Unduh Aplikasi jadiBUMN: Temukan aplikasi jadiBUMN di Play Store atau App Store, atau akses langsung melalui website.
  2. Masuk ke Akun Anda: Login ke akun jadiBUMN Anda melalui aplikasi atau situs web.
  3. Pilih Paket yang Cocok: Dalam menu “Beli”, pilih paket bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Pastikan untuk melihat detail setiap paket.
  4. Gunakan Kode Promo: Masukkan kode “BUMN2024” untuk mendapat diskon spesial sesuai poster promo
  5. Gunakan Kode Afiliasi: Jika Anda memiliki kode “RES163797”, masukkan untuk diskon tambahan.
  6. Selesaikan Pembayaran: Pilih metode pembayaran dan selesaikan transaksi dengan aman.
  7. Aktivasi Cepat: Paket Anda akan aktif dalam waktu singkat setelah pembayaran berhasil.

Mau berlatih Soal-soal Rekrutmen BUMN? Ayoo segera gabung sekarang juga!! GRATISSS

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *